
KH. ABDULLAH SYAFI'IE
Rasanya tak asing bagi telinga orang Betawi bila mendengar nama K. H.Abdullah Syafi’ie. Sebab sosok yang satu ini adalah Ulama Betawi terkemuka. Sampai-sampai namanya diabadikan sebagai nama jalan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Ia lahir di Kampung Bali Matraman, Jatinegara pada 10 Agustus 1910. Ayahnya, H.Syafi’ie, adalah seorang pedagang yang kaya. H.Syafi’ie berharap anak laki-lakinya ini menjadi ulama. Oleh karena itu, H.Syafi’ie tak memperkenankan K. H.Abdullah Syafi’ie mengurusi usaha dagang, kebun buah-buahan, atau sapi peliharaannya.
K. H.Abdullah Syafi’ie mulai belajar Al-Qur’an dengan Mualim Jauhari. Setelah khatam, ia kemudian melanjutkan pendidikan formal di Sekolah Rakyat dan hanya selesai pada kelas 2. Di usianya yang ke-13, ia dibawa naik haji oleh kakek dan neneknya, H. Rahimun dan H.Najehah. Sejak pulang haji, ia bertekad keras untuk jadi Mualim. Di Betawi, menuntut ilmu sudah menjadi tradisi. Ulama Betawi, Kiai Cholil Ridwan menyebut empat cara orang Betawi mendidik anaknya, diantaranya pesantren, majelis taklim, madrasah, dan pengajian modelling. Mula-mula ia mengaji dengan Mualim Amin, Mualim Musanif untuk belajar nahwu dan beberapa kitab seperti kitab Jurmiyah, Riyadul Badiah, Kafrawi, dan lain-lain. Dari mualim Sabeki, ia belajar kitab Asymawi, Mutamminah, dan Immiriti, serta belajar pidato. Dengan mualim H.Ahmad Muchtar, ia belajar wirid. Dalam hal pelajaran akhlak ia belajar dengan Mualim Marzuki Cipinang. Selebihnya, ia belajar kepada habib-habib seperti Habib Alwi Bin Tahir, Habib Alwi Al Haddad, dan Habib Alwi Al Habsyi. Di atas Sepeda Releigh warna hijaunya ia jalani hari-hari pengembaraannya menimba ilmu di tanah betawi.
Gurunya yang bernama Marzuki, adalah seorang pendiri dan pemimpin pondok pesantren salafiyah di Cipinang Muara. Hampir semua orang tua Betawi pada zaman itu yang ingin anaknya menjadi ulama, memasukan anaknya ke Pondok Pesantren Guru Marzuki, Cipinang Muara. Guru Marzuki belajar ilmu fiqih, ushul fiqih, tafsir, hadits hingga mantiq di Mekkah. Kesempatan menuntut ilmu tersebut benar benar dipergunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga, dalam waktu hanya 7 tahun saja beliau telah mencapai segala apa yang dicita-citakannya, yakni menguasai ilmu agama untuk selanjutnya diamalkan, diajarkan serta dikembangkan. Dari kedalaman ilmu Guru Marzuki lahirlah murid-muridnya yang menjadi ulama seperti KH Noer Ali, Guru Asmat, dan masih banyak nama lain, termasuk Abdullah Syafi’i.
Dengan bekal ilmu dari sejumlah ulama itulah, K. H.Abdullah Syafi’ie mengembangkan pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial. Sampai akhir hayatnya kelak, dibangun kurang lebih 40 lembaga pendidikan formal dari TK sampai perguruan tinggi, 19 lembaga dakwah yang terdiri dari radio, buletin, olah raga, kesenian, dan lain sebagainya, serta 11 lembaga sosial.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Tahfizd MTsN 23 Jakarta
Program tahfidz di MTsN 23 Jakarta merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghafal Al-Qur'an. Berikut kegiatan tahfidz di MTsN 23 J
Apa Arti Kata Syawal?
Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah yang terletak di antara bulan Ramadhan dan Dzulkaidah. Bulan Syawal juga menjadi salah satu bulan yang penuh keutamaan dalam Islam.
syekh junaid al batawi
Syekh Junaid Al- Batawi adalah seorang ulama besar Indonesia dari suku Betawi yang sangat berpengaruh dan terkenal di Tanah Suci Makkah. Dia merupakan ulama pertama Indonesia yang diber
KEBERKAHAN BULAN RAMADHAN
Keberkahan di bulan Ramadhan adalah saat-saat yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana umat Muslim berpuasa selama sebulan penuh, dari
PUASA PARA NABI
Salah satu dari berbagai amalan yang dicintai oleh Allah SWt adalah ibadah puasa. Dalam bahasa Arab yaitu, shaum yang berarti mencegah atau menahan. Secara umum, puasa artinya
Sukarelawan Red Cross Berkunjung ke MTsN 23 Jakarta
Sebanyak 50 relawan Palang Merah Korea Cabang Chugbuk mengunjungi Markas Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta pada Kamis (16/1). Rombongan ini terdiri dari relawan berbagai jen
Sukarelawan Red Cross Berkumjung ke MTsN 23 Jakarta
Sebanyak 50 relawan Palang Merah Korea Cabang Chugbuk mengunjungi Markas Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta pada Kamis (16/1). Rombongan ini terdiri dari relawan berbagai jen
3 Ayat Al-Qur'an tentang Muhasabah Diri Jelang Akhir Tahun
humas MTsN 23 Jkt, Penghujung tahun merupakan momen tepat untuk melakukan introspeksi dan refleksi diri. Melalui muhasabah, kita dapat merenungkan amalan dan perbuatan kita sepanjang ta
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan
(MTsN 23) Memasuki akhir tahun diantara bulan November hingga Desember seperti sekarang ini, Indonesia mulai menjalani musim hujan yang tentunya diprediksi akan terus berlangs
Kegiatan P5 Dengan Tema Kearifan Lokal Budaya Betawi
Kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal budaya Betawi adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh MTsN 23 Jakarta untuk memperkenalkan kebudayaan Betawi kepada siswa dan siswi se