• MTS NEGERI 23 JAKARTA
  • DUA TIGA

3 Ayat Al-Qur'an tentang Muhasabah Diri Jelang Akhir Tahun

humas MTsN 23 Jkt, Penghujung tahun merupakan momen tepat untuk melakukan introspeksi dan refleksi diri. Melalui muhasabah, kita dapat merenungkan amalan dan perbuatan kita sepanjang tahun, bersyukur atas kebaikan, dan memohon ampun atas dosa dan khilaf. Muhasabah diri, atau introspeksi diri, merupakan proses penting dalam kehidupan manusia, khususnya bagi umat Islam. Melalui muhasabah diri, kita dapat mengevaluasi diri sendiri, merenungkan perbuatan dan sikap yang telah dilakukan, serta mempertimbangkan bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Secara bahasa, muhasabah berasal dari kata Arab "hisab" yang berarti menghitung atau menghisab.

Dalam konteks muhasabah diri, hal ini berarti menghitung atau menghisab diri sendiri, baik perbuatan maupun sikap yang telah dilakukan. Sedangkan secara istilah, muhasabah diri diartikan sebagai proses introspeksi atau evaluasi diri untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan, serta melakukan koreksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Muhasabah diri bukan hanya tentang menemukan kesalahan, tetapi juga tentang mensyukuri kebaikan dan meningkatkan kualitas diri secara keseluruhan. Baca Juga: Khutbah Jumat: Sambut Tahun Baru dengan Introspeksi & Optimisme   Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang mengajak kita untuk melakukan muhasabah diri. Berikut penjelasannya.

1. Surat al-Hasyar ayat 18 Ayat ini menekankan pentingnya introspeksi diri dan kesadaran akan tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Allah mengingatkan umat Islam untuk selalu bertakwa dan memperhatikan perbuatan mereka sebagai persiapan menghadapi hari akhirat

. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ۝١٨

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Syekh Nawawi Banten dalam Tafsir Marah Labib, Jilid II, mengatakan ayat ini menekankan pentingnya muhasabah atau introspeksi diri, di mana setiap individu dianjurkan untuk merenungkan apa yang telah mereka persiapkan untuk hari esok, yaitu Hari Kiamat. Ini mencakup perbuatan baik maupun buruk yang dilakukan, karena setiap tindakan akan diperhitungkan di akhirat. Dengan memperhatikan masa depan yang abadi ini, seseorang akan lebih terdorong untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal yang baik melalui amal saleh dan menjauhi maksiat. Selain itu, ayat ini juga mengingatkan bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang kita kerjakan, baik itu perbuatan baik atau buruk.

Tidak ada satu pun amal yang luput dari pengawasan-Nya. Oleh karena itu, ayat ini mengajak kita untuk merasa malu dan segan terhadap Allah ketika hendak melakukan perbuatan dosa, karena semuanya terlihat dan terdengar oleh-Nya. Melalui kesadaran ini, kita diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah dan amal perbuatan kita, serta senantiasa bertakwa dengan melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.

Mengevaluasi Kualitas Sholat 

  يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ في كل ما تأتون وما تذرون، وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ برة أو فاجرة ما قَدَّمَتْ لِغَدٍ، أي ما تريد أن تحصله ليوم القيامة فتفعله، وَاتَّقُوا اللَّهَ بأداء الواجبات وترك المعاصي، إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِما تَعْمَلُونَ (١٨) من الخير والشر، فلا تعملون عملا إلا كان بمرأى منه تعالى، ومسمع، فاستحيوا منه تعالى،

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dalam segala yang kalian lakukan dan yang kalian tinggalkan. Dan hendaklah setiap jiwa, baik yang berbuat kebaikan maupun yang berbuat kejahatan, memperhatikan apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok (hari kiamat), yaitu apa yang ingin dicapainya pada hari kiamat, maka lakukanlah. Dan bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan maksiat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan, baik kebaikan maupun keburukan.

Tidak ada satu pun amal yang kalian kerjakan kecuali itu terlihat oleh-Nya dan terdengar oleh-Nya. Maka, malulah kepada-Nya." [Syekh Nawawi Banten, Tafsir Marah Labib, Jilid II, halaman 513].

2. Surat At-Taubah ayat 126 Ayat ini menggunakan metafora cermin untuk menggambarkan hati manusia. Hati yang bersih bagaikan cermin yang jernih, mampu memantulkan cahaya kebenaran dan kebaikan. Sebaliknya, hati yang kotor bagaikan cermin yang berlumuran debu, sehingga tidak mampu mencerminkan apa pun. Introspeksi diri diibaratkan sebagai proses membersihkan cermin hati. Kita perlu secara berkala merenungkan perbuatan, perkataan, dan pikiran kita.

Dengan begitu, kita dapat melihat kekurangan dan kesalahan kita, dan berusaha memperbaikinya.

اَوَلَا يَرَوْنَ اَنَّهُمْ يُفْتَنُوْنَ فِيْ كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً اَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوْبُوْنَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُوْنَ

Artinya: "Tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, tetapi mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pelajaran."

Al-Wahidi, dalam Tafsir Al-Basith, Jilid XI, halaman 100 menjelaskan bahwa surah At Taubah ayat 126 menjadi pengingat keras bagi seorang Muslim tentang pentingnya muhasabah diri atau introspeksi. Ayat ini mencela sikap orang-orang munafik yang diuji setiap tahun dengan berbagai cobaan, namun tetap tidak mau bertobat dan mengambil pelajaran. Cobaan dan pengalaman pahit yang mereka alami seharusnya menjadi sarana untuk memperkuat iman dan membedakan mana yang benar dan salah. Seharusnya, mereka tersadar bahwa Rasulullah Muhammad adalah utusan Allah yang benar. Namun, hati mereka semakin sesat dan ingkar. Sikap orang-orang munafik ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita haruslah selalu introspeksi diri atas setiap kejadian yang menimpa.

Apakah kejadian itu membuat kita semakin dekat dengan Allah atau justru menjauhkan kita? Apakah kita semakin bersyukur atau justru semakin kufur? Muhasabah diri yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan membawa kita kepada jalan yang benar. Kita akan semakin dekat dengan Allah dan terhindar dari kemurtadangan. Sejatinya, Allah selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Simak penjelasan Al-Wahidi berikut:

والمعنى في هذه الآية: أن المؤمنين نُبِّهوا على إعراض المنافقين عن النظر والتدبر لما ينبغي أن ينظروا فيه (٢) ويتدبروه. Artinya: "Makna dari ayat ini adalah: Bahwa orang-orang mukmin diingatkan tentang sikap berpalingnya orang-orang munafik dari merenungkan dan memperhatikan hal-hal yang seharusnya mereka perhatikan (2) dan renungkan." [Al-Wahidi, Tafsir Al-Basith, Jilid XI, [Saudi: Imadah al Bahst al-'Alami, 1430], halaman 100].

3. Surat An-Nur ayat 34 Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan kembali apa yang telah kita capai dalam hidup ini. Apakah kita telah menggunakan waktu dan kesempatan kita dengan sebaik-baiknya? Apakah kita telah melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain?

وَلَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ اٰيٰتٍ مُّبَيِّنٰتٍ وَّمَثَلًا مِّنَ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ ࣖ

Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penjelasan, contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu, dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." Ahmad bin Muhammad Sa'labi dalam Al-Kasyf wal bayan an Tafsir Al-Qur'an, Jilid XIV, halaman 140

menjelaskan bahwa Surat An Nur ayat 27 berbicara tentang pentingnya introspeksi diri. Allah SWT telah menurunkan ayat-ayat yang jelas untuk membedakan halal dan haram, serta memberikan perumpamaan dari orang-orang terdahulu yang mendustakan ayat-ayat Allah. Hal ini dimaksudkan sebagai peringatan bagi umat manusia agar tidak terjerumus ke dalam dosa dan keburukan. Lebih lanjut, ayat ini juga menjadi nasihat bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang menjauhi kemusyrikan dan dosa-dosa besar. Intropeksi diri penting dilakukan untuk memastikan diri berada di jalan yang benar dan terhindar dari perbuatan tercela. Dengan merenungkan perbuatan dan hati, kita dapat menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan.

 وَلَقَدْ أَنْزَلْنا إِلَيْكُمْ آياتٍ مُبَيِّناتٍ، مِنَ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ، وَمَثَلًا مِنَ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ، أَيْ شَبَهًا مِنْ حَالِكُمْ بِحَالِهِمْ أَيُّهَا الْمُكَذِّبُونَ، وَهَذَا تَخْوِيفٌ لَهُمْ أَنْ يَلْحَقَهُمْ مَا لَحِقَ مَنْ قَبْلَهُمْ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ، وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ، لِلْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَتَّقُونَ الشِّرْكَ وَالْكَبَائِرَ

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menurunkan kepada kalian ayat-ayat yang menjelaskan, tentang yang halal dan yang haram, dan sebuah perumpamaan dari orang-orang yang telah berlalu sebelum kalian, yaitu keadaan kalian mirip dengan keadaan mereka wahai para pendusta, dan ini adalah peringatan bagi mereka agar mereka tidak tertimpa apa yang menimpa orang-orang yang mendustakan sebelumnya, dan sebagai nasihat bagi orang-orang yang bertakwa, bagi orang-orang beriman yang menjauhi kemusyrikan dan dosa-dosa besar." [Abu Muhammad al-Baghawi, Tafsir Baghawi, Jilid III, [Beirut: Darul Tutrats Al-Arabi, 1420 H] halaman 415].


Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan

(MTsN 23) Memasuki akhir tahun diantara bulan November hingga Desember seperti sekarang ini, Indonesia mulai menjalani musim hujan yang tentunya diprediksi akan terus berlangs

19/12/2024 16:29 - Oleh chotaman - Dilihat 1175 kali
Kegiatan P5 Dengan Tema Kearifan Lokal Budaya Betawi

Kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal budaya Betawi adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh MTsN 23 Jakarta  untuk memperkenalkan kebudayaan Betawi kepada siswa dan siswi se

19/12/2024 09:05 - Oleh chotaman - Dilihat 1197 kali
Tidak Ada Keraguan dalam Al Qur’an

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.SUBHANALLAH. WALHAMDULILLAH WALAILLAHAILLOH. WALLAHU AKBAR. Semoga kita selalu sehat dalam lindungan Allah SWT ; Allah Subhanahu Wa Ta&rsquo

17/12/2024 12:29 - Oleh chotaman - Dilihat 1191 kali
Perang MOHACS, Tawakkal dan Trauma Barat

21 Dzul Qa’dah 932H atau tepat pada 29 Agustus 1526 M.  ingatlah tanggal dan tahun ini, tanggal yang sangat menyesakan Eropa dan kerajaan-kerajaan Kristen lainnya, yang membu

16/12/2024 12:53 - Oleh chotaman - Dilihat 1208 kali
Nafsu yang Bersarang di Hati Ibarat Benalu, Begini Dampaknya Bagi Muslim

Benalu adalah tumbuhan yang menumpang pada tanaman lain dan mengisap makanan dari tanaman yang ditumpanginya.  Benalu menyerap makanan dari pohon inangnya sehingga merugikan

16/12/2024 08:49 - Oleh chotaman - Dilihat 885 kali
Kisah Tsa'labah dan Pelajaran bagi Umat Islam

  Tsalabah Ibn Hathib al-Anshari adalah contoh orang yang gagal menjaga sikap istiqamah  Menjaga istiqamah bukanlah hal mudah. Banyak tokoh yang gaga

16/12/2024 08:28 - Oleh chotaman - Dilihat 905 kali
Tips Mengisi Liburan Sekolah Dengan Kegiatan Bermanfaat

Libur sekolah merupakan waktu yang sangat dinantikan oleh para siswa. Setelah seharian beraktivitas di sekolah, libur sekolah merupakan kesempatan untuk mereka bersantai dan menikmati w

13/12/2024 15:15 - Oleh chotaman - Dilihat 903 kali
5 Keteladanan Imam Syafi’i yang Wajib Kita Contoh!

Kali ini kita akan membahas tentang 5 (lima) keteladanan Imam Syafi’i yang wajib kita contoh. Imam Syafi’i adalah salah satu ulama besar dan pendiri madzhab 

13/12/2024 08:05 - Oleh chotaman - Dilihat 1164 kali
5 Keteladanan Imam Syafi’i yang Wajib Kita Contoh!

SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Kali ini kita akan membahas tentang 5 (lima) keteladanan Imam Syafi’i yang wajib kita contoh. Imam Syafi’i adalah salah satu ulama besa

13/12/2024 08:04 - Oleh chotaman - Dilihat 1167 kali
GASING (Gampang Asik Menyenangkan )

Metode GASING adalah suatu metode pembelajaran matematika dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai matematika secara gampang, asyik dan menyenangkan. Kunci metode G

15/08/2024 10:25 - Oleh chotaman - Dilihat 939 kali