
Lasem: Kota Bandar di Era Perdagangan Rempah-Rempah dan Perkembangannya
Di wilayah Kabupaten Rembang terdapat daerah bernama Lasem. Sejak dahulu, Lasem adalah salah satu kota bandar yang penting di pesisir utara Jawa. Tempat ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Lasem memiliki peran penting bagi perdagangan sejak zaman Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan seterusnya. Lasem sendiri terletak di sisi timur wilayah Kabupaten Rembang. Jaraknya kurang lebih 12 kilometer dari pusat Kabupaten Rembang.
Mari simak informasi lengkap mengenai sejarah Lasem sebagai kota bandar yang detikJateng rangkum dari buku Lasem dalam Rona Sejarah Nusantara dan laman resmi Jalur Rempah Kemdikbud.
Sejarah Awal Lasem
Lasem memiliki catatan sejarah yang dapat ditelusuri hingga abad ke-14 M. Pada masa ini, Pelabuhan Regol dan Pelabuhan Kaeringan di Lasem menjadi pelabuhan-pelabuhan utama Kerajaan Majapahit.
Keberadaan Lasem sangat strategis karena posisinya yang berada di pesisir utara Jawa dan dekat dengan Laut Jawa. Posisi ini membuatnya menjadi titik penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran internasional.
Sejak awal, Lasem dikenal sebagai pusat perdagangan internasional. Perdagangan rempah-rempah, sutra, emas, besi, dan barang komoditas lainnya membuat ekonomi Lasem berkembang pesat.
Lasem memiliki dua pelabuhan utama, yaitu Regol dan Kaeringan. Keduanya menjadi pusat aktivitas perdagangan dan tempat berlabuh kapal-kapal dari berbagai bangsa.
Baca juga:
Puasa Mutih, Tradisi Menahan Nafsu yang Dilakukan Calon Pengantin di Tegal
Peran Penting Lasem sebagai Kota Bandar
Sungai Babagan, Sungai Kiringan, dan Sungai Lasem memainkan peran penting dalam pertumbuhan Lasem. Jalur pelayaran ini menjadi jalur perdagangan yang menghubungkan pesisir dengan daratan Lasem.
Pada masa Majapahit, Lasem menjadi bagian dari kerajaan vasal yang diperintah oleh Bhre Lasem. Dua pelabuhan dan dua galangan kapal di Lasem menjadi pilar ekonomi negara pada waktu itu.
Setelah kejatuhan Majapahit, Lasem tetap menjadi kota bandar penting di bawah Kesultanan Demak, Pajang, dan Mataram. Peran Lasem sebagai pangkalan armada perang Mataram dan pusat perdagangan tetap terjaga.
Hingga kini, Lasem mempertahankan statusnya sebagai kota bandar. Identitas sejarahnya masih tercermin dalam berbagai situs bersejarah, galangan kapal, masjid, kelenteng, dan pemukiman pecinan.
Lasem tetap menjadi destinasi yang menarik dengan revitalisasi Kota Pusaka pada tahun 2022, yang meningkatkan nilai estetis dan menjaga keberlangsungan kawasan cagar budaya Lasem.
Keragaman Budaya di Lasem
Kedatangan pedagang asing, seperti Laksamana Cheng Ho dari Cina pada abad ke-15 M, menciptakan interaksi multikultural yang kaya. Lasem menjadi tempat kedatangan orang Cina, Champa, Bugis, dan lainnya.
Mereka kemudian menetap dan Lasem menjadi sebuah wilayah yang punya keanekaragaman budaya. Akulturasi budaya pun terjadi di sini dari waktu ke waktu. Salah satu buktinya terlihat pada corak batik Laseman yang unik, hasil dari pertemuan berbagai budaya.
Meskipun selalu berada di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan besar, Lasem berhasil mempertahankan kemandirian ekonomi dan budayanya. Lasem membentuk identitas budaya akulturasi yang unik.
Lasem tetap menjadi tempat toleransi beragama dan multikulturalisme, dengan berbagai bangunan bersejarah seperti masjid, kelenteng, dan pemukiman pecinan yang masih dapat disaksikan hingga kini.
Demikian informasi mengenai Lasem, kota bandar yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Rembang.
Baca artikel detikjateng, "Lasem: Kota Bandar di Era Perdagangan Rempah-Rempah dan Perkembangannya" selengkapnya https://www.detik.com/jateng/budaya/d-7069429/lasem-kota-bandar-di-era-perdagangan-rempah-rempah-dan-perkembangannya.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Apa Arti Kata Syawal?
Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah yang terletak di antara bulan Ramadhan dan Dzulkaidah. Bulan Syawal juga menjadi salah satu bulan yang penuh keutamaan dalam Islam.
syekh junaid al batawi
Syekh Junaid Al- Batawi adalah seorang ulama besar Indonesia dari suku Betawi yang sangat berpengaruh dan terkenal di Tanah Suci Makkah. Dia merupakan ulama pertama Indonesia yang diber
KH. ABDULLAH SYAFI'IE
Rasanya tak asing bagi telinga orang Betawi bila mendengar nama K. H.Abdullah Syafi’ie. Sebab sosok yang satu ini adalah Ulama Betawi terkemuka. Sampai-sampai namanya diabad
KEBERKAHAN BULAN RAMADHAN
Keberkahan di bulan Ramadhan adalah saat-saat yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana umat Muslim berpuasa selama sebulan penuh, dari
PUASA PARA NABI
Salah satu dari berbagai amalan yang dicintai oleh Allah SWt adalah ibadah puasa. Dalam bahasa Arab yaitu, shaum yang berarti mencegah atau menahan. Secara umum, puasa artinya
Sukarelawan Red Cross Berkunjung ke MTsN 23 Jakarta
Sebanyak 50 relawan Palang Merah Korea Cabang Chugbuk mengunjungi Markas Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta pada Kamis (16/1). Rombongan ini terdiri dari relawan berbagai jen
Sukarelawan Red Cross Berkumjung ke MTsN 23 Jakarta
Sebanyak 50 relawan Palang Merah Korea Cabang Chugbuk mengunjungi Markas Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta pada Kamis (16/1). Rombongan ini terdiri dari relawan berbagai jen
3 Ayat Al-Qur'an tentang Muhasabah Diri Jelang Akhir Tahun
humas MTsN 23 Jkt, Penghujung tahun merupakan momen tepat untuk melakukan introspeksi dan refleksi diri. Melalui muhasabah, kita dapat merenungkan amalan dan perbuatan kita sepanjang ta
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan
(MTsN 23) Memasuki akhir tahun diantara bulan November hingga Desember seperti sekarang ini, Indonesia mulai menjalani musim hujan yang tentunya diprediksi akan terus berlangs
Kegiatan P5 Dengan Tema Kearifan Lokal Budaya Betawi
Kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal budaya Betawi adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh MTsN 23 Jakarta untuk memperkenalkan kebudayaan Betawi kepada siswa dan siswi se